Musik

Kamis, 28 Juni 2012

Sejarah Perkembangan Musik Dunia






Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok da Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi musik Gereja. Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat musik Orgel. Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Mulai abad 20, Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik Ekspresionistis.


A.Perkembangan Musik Dunia

Musik sudah ada sejak Zaman purbakala dan dipergunakan sebagai alat untuk mengiringi upacara-upacara kepercayaan. Perubahan sejarah musik terbesar terjadi pada abad pertengahan,disebabkan terjadinya perubahan keadaan dunia yang makin meningkat. Musik tidak hanya dipergunakan untuk keperluan keagamaan, tetapi dipergunakan juga un tuk urusan duniawi


PERKEMBANGAN MUSIK DUNIA TERBAGI DALAM ENAM ZAMAN :


1.Zaman Abad Pertengahan

Zaman Abad Pertengahan sejarah kebudayaan adalah Zaman antara berakhirnya kerajaan Romawi (476 M) sampai dengan Zaman Reformasi agama Kristen oleh Marthen Luther (1572M). perkembangan Musik pada Zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan dunia yang semakin meningkat, yang menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Perubahan dalam sejarah musik adalah bahwa musik tedak lagi dititikberatkan pada kepentingan keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi, sebagai sarana hiburan.

Perkembangan selanjutnya adalah adanya perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik yang dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo (1050 M)

Musik dengan menggunakan beberapa suara berkembang di Eropa Barat. Musik Greogrian disempurnakan oleh Paus Gregorius.


Pelopor Musik pada Zaman Pertengahan adalah :

1. Gullanme Dufay dari Prancis.

2. Adam de la halle dari Jerman.


2. Zaman Renaisance (1500 – 1600)

Zaman Renaisance adalah zaman setelah abad Pertengahan, Renaisance artinya Kelahiran Kembali tingkat Kebudayaan tinggi yang telah hilang pada Zaman Romawi. Musik dipelajari dengan cirri-ciri khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan. Sebaliknya musik Gereja mengalami kemunduran. Pada zaman ini alat musik Piano dan Organ sudah dikenal, sehingga munculah musik Instrumental. Di kota Florence berkembang seni Opera. Opera adalah sandiwara dengan iringan musik disertai oloeh para penyanyinya.


Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya :

1. Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari Italia.

2. Galilei (1533 – 1591) dari Italia.

3. Claudio Monteverdi (1567 – 1643) dari Venesia.

4. Jean Baptiste Lully (1632 – 1687) dari Prancis.


3. Zaman Barok dan Rokoko

Kemajuan musik pada zaman pertengahan ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru, diantaranya adalah aliran Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hamper sama sifatnya, yaitu adanya pemakaian Ornamentik (Hiasan Musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok memakai Ornamentik yang deserahkan pada Improvisasi spontan oleh pemain, sedangkan pada musik Rokoko semua hiasan Ornamentik dicatat.


Komponis-komponis pada Zaman Barok dan Rokoko :

A. Johan Sebastian Bach

Lahir tanggal 21 Maret 1685 di Eisenach Jerman, meninggal tanggal 28 Juli 1750 di Lipzig Jerman. Hasil karyanya yang amat indah dan terkenal:


1. St. Mathew Passion.

2. Misa dalam b minor.

3. 13 buah konser piano dengan orkes

4. 6 buah Konserto Brandenburg

Gubahan-gubahannya mendasari musik modern. Sebastian Bach menciptakan musik Koral (musik untuk Khotbah Gereja) dan menciptakan lagu-lagu instrumental.

Pada akhir hidupnya Sebastian Bach menjadi buta dan meninggal di Leipzig



B. George Fredrick Haendel

Lahir di Halle Saxony 23 Februari 1685 di London, meninggal di London tanggal 14 April 1759. Semasa kecilnya dia sudah memperlihatkan bekat keahlian dalam bermain musik. Pada tahun 1703,ia pindah ke Hamburg untuk menjadi anggaota Orkes Opera. Tahun 1712 ia kembali mengunjungi Inggris. Hasil ciptaannya yang terkenal adalah ;

1. Messiah, yang merupakan Oratorio (nama sejenis musik) yang terkenal.

2. Water Musik (Musik Air).

3. Fire Work Music (Musik Petasan).

Water Musik dan Fire Work Music merupakan Orkestranya yang paling terkenal. Dia meninggal di London dan dimakamkan di Westminster Abbey.


4. Zaman Klasik 91750 – 1820)
Sejarah musik klasik dimukai pada tahun 1750, setelah berakhirnya musik Barok dan Rokoko.

Ciri-ciri Zaman musik Klasik:

a. Penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut, Crassendo dan Decrasscendo.

b. Perubahan tempo dengan accelerando (semakin Cepat) dan Ritarteando (semakin lembut).

c. Pemakaian Ornamentik dibatasi

d. Penggunaan Accodr 3 nada.




Komponis-komponis pada Zaman Klasik antara lain :


1. Frans Joseph Haydn (1732 – 1809),

Lahir di Rohrau Austria, ia meninggal tanggal 31 Mei 1809 di Wina Austria. Karya ciptaannya yaitu : Sonata Piano, 87 buah kuartet, 24 buah opera, 100 buah simfoni, yang paling terkenal adalah The Surprisse Sympony. Dalam sejarah musik, Joseph Haydn termashur sebagai Bapak Simfony yang mewujudkan bentuk orkes dan kuartet seperti yang kita kenal sekarang. Di Wina ia diakui sebagai Komponis Austria yang handal.


2. Wolfgang Amandeus Mozart (1756 – 1791)

Lahir pada tanggal 27 januari 1756 di Salzburg Austria, meninggal tanggal 5 Desember 1791 di Wina Austria. Hasil karyanya adalah : Requiem Mars, 40 buah Simfony, Opera Don Geovani, Kuintet Biola Alto, Konserto Piano. Pada usia 3 tahun ia telah dapat menghasilkan melodi dan menerapkan accor pada hrpsikord. Pada usia 5 tahun ia telah mulai menciptakan lagu dan muncul didepan umum pada usia 6 tahun, kemudian bersama saudara perempuannya mengadakan Tour keliling Eropa. Pada tahun 1781 ia pindah ke kota Wina dan mengarang ciptaan-ciptaannya yang termaahur. Permainannya sangat menakjubkan, sehingga dijiluki Anak Ajaib. Biarpun memperoleh banyak sukses, tapi ia sangat miskin dan dalam keadaan yang sengsara, ia meninggal di Wina dalam usia 35 tahun dan dikuburkan di pekuburan fakir miskin. Ia menulis banyak komposisi dalam bentuk yang berbeda-beda tetapi berpegang kuat pada gaya klasik murni.


5. Zaman Romantik (1820 – 1900)
Musik romantic sangat mementingkan perasaan yang subyaktif. Musik bukan saja dipergunakan untuk mencapai keindahan nada-nada, akan tetapi digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Oleh karena itu, dinamika dan tempo banyak dipakai. Komponis-komponis pada Zaman romantic adalah :

a. Ludwig Von Bethoven dari Jerman.

b. Franz Peter Schubert dari Wina.

c. Francois Fredrick Chopin dari Polandia

d. Robert Alexander Schumann dari jerman.

e. Johanes Brahms dari Hamburg Jerman.


Riwayat Haidup Komponis Zaman Romantik :


A. Ludwig Von Beethoven (1770 – 1827)

Lahir Desember 1770 di Bonn Jerman, ia meninggal tanggal 26 Maret 1827 di Wina Austria. Ia menamakan dirinya sebagai Pujangga Nada. Sejak usia 4 tahun dia belajar musik dibawah asuhan ayanhnya. Pada usia 17 tahun ia pergi ke Wina menemui komponis Mozart, kemudian Mozart memberi bimbingan musik kepadanya, sehingga ia dapat menjadi pemain musik yang baik danm komonis yang berbakat. Pada usia 30 tahun pendengarannya mulai berkurang, dan usia 50 tahun pendengarannya tuli sama sekali. Pada waktu ciptaannya Ninth Symphonies lahir, ia tidak mampu lagi mendengarkan hasil karyanya itu. Pada tanggal 26 Maret 1827, dia meninggal di Wina. Ia hidup dengan sangat menderita, tetapi mampu menciptakan Sonata dunia yang paling indah. Hasil ciptaannya antara lain :

- 5 buah sonata cello dan piano.

- 9 buah symfoni

- 32 sonata piano.


B. Franz Peter Scubert (1797 – 1828)

Lahir di Wina 31 Januari 1797, dia meninggal tanggal 19 Desember 1828, ciptaannya antara lain : Ave Maria, The Erl King, Antinghed Symphony, Gretchen At The Spining Sheel, The Wild Rose. Schubert mempunyai suara yang merdu dan menjadi penyayi paduan suara Imperial Choir. Kemudian ia memperdalam pengetahuan musiknya dibidang komposisi. Pada waktu meninggal, Ia tidak dikenal orang banyak dan berpasan agar dikuburkan dekat makan Beethoven. Dia meninggalkan 100 buah hasil karyanya, kebanyakan lagu-lagu solo.


C. Wilhelm Richard Wagner (1813 – 1883)

Lahir tanggal 22 Mei 1813 di Leipzig Jerman, meninggal 13 Februari 1883 di Venesia. Hasil ciptaannya antaralain : Tannhauser, Die Maistersinger Von Hurberg, Lohengrin, Der Fliegende Holander.




D. Johannes Brahms (1883 – 1897)

Lahir 7 Mei 1883 di Hamburg Jerman, ia meninggal 3 April 1897 di Wina Austria. Hasil ciptaannya : Hungarian Dance, Muskoor Ein Deusches Requiem, Kuartet gesek.. paa usia 14 tahun ia telah menjadi pianis yang baik. Dia adalah seorang komponis terakhir dari aliran Romantik, karyanya sangat indah.



6. Zaman Modern (1900 – sekarang)
Musik pada Zaman ini tidak mengakui adanya hukum-hukum dan peraturan-peraturan, karena kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, misalnya penemuan dibidang teknik seperti Film, Radio, dan Televisi. Pada masa ini orang ingin mengungkapkan sesuatu dengan bebas.


Komponis-komponis pada Zaman Modern :

1. Claude Achille Debussy dari Prancis

2. Bella Bartok dari Honggaria.

3. Maurice Ravel dari Prancis.

4. Igor Fedorovinsky dari Rusia

5. Edward Benyamin Britten dari Inggris.

Musik Era Abad 20 dan Kontemporer

Music Era Abad 20 dan Kontemporer

Musik era abad ke 20 dimulai pada tahun 1900 hingga tahun 2000. Sedangkan music
kontemporer dimulai pada tahun 1975 hingga sekarang. Dari tahun 1975 hingga 2000 adalah
masa dimana music era abad 20 dan kontemporer berjalan berdampingan. Musik abad 20
diawali oleh Claude Debussy yang mengusung gaya impresionis. Para composer benua
America memulai karirnya dibidang music dan berjaya seperti Charles Ives, John Alden
Carpenter, dan George Gershwin. Masih ada juga Arnold Schoenberg yang lulusan akademi
Vienna yang mengembangkan teknik 12 nada. Alat music yang digunakan pada era ini terus
digunakan hingga sekarang.

Banyak sekali jenis music yang berkembang pada abad 20. Contohnya adalah aliran
ekspresionisme dari Schoenberg, neoclassical dari Igor Stravinsky, aliran futurism dari Luigi
Russolo, Alexander Mossolov, Prokoliev, Antheil. Selain musik-musik tersebut, masih ada aliran
microtonal dari Julian Carillo, Alois Haba, Harry Partch, dan Ben Johnston. Lalu masih ada
aliran sosialis dari Prokofiev, Gliere, Kabalevsky, dan composer dari Russia lainnya.
Selanjutnya, Steve Reich dan Philip Glass mengusung music dengan harmony yang simple dan
ritme minimalis. Musik bersifat konkrit dari Pierre Schaeffer dan music intitusif seperti Karlheinz
Stochausen. Terakhir, ada music serialisme dari Pierre Boulez, music politik dari Luigi Nono,
dan music aleatoric dari john Cage.

Di sisi lain, music kontemporer mengagungkan kesederhanaan. Tokoh terkenal dari aliran
kesederhanaan ini adalah Wolfgang Rihm. Karya-karya dari Rihm sangat dihargai di Jerman.
Karya-karya dari composer lain yang cukup dihargai adalah symphony no. 3 yang berjudul
Symphony of Sorrowful songs dari Gorecki dan juga Cantus in memoriam Benjamin Britten dari
Part. Selain itu, masih ada karya berjudul The Veil of the Temple dari Tavener dan juga Silent
Songs dari Valentin Silvestrov.
Musik kontemporer bisa berasal dari segala tempat dan mempengaruhi gaya music lain.
Contohnya adalah gamelan dari Indonesia, instrument tradisional dari Cina, dan juga ragas dari
music klasik India. Jenis music seperti rock, jazz, dan juga pop sangatlah berkembang pesat.
Hal ini mencatatkan banyak pencipta music yang berkualitas.

Pada era music kontemporer, banyak sekali festival music yang diselenggarakan untuk
menghargai music. Sebut saja Ars Musica di Belgia, Bang on a Can marathon, Cabrillo Festival
of Contemporary Music, Darmstadter Ferienkurse, dan Donaueschingen Festival. Selain itu,
masih ada Gaudeamus Foundation music week di Amsterdam, Huddersfield Contemporary
Music Festival, Peninsula Arts Contemporary Music Festival, dan Warsaw Autumn di Polandia.
Masih banyak lagi festival film yang skalanya lebih kecil yang tidak bisa disebutkan.
Perkembangan music kontemporer sangatlah pesat dan masih tidak ada tanda-tanda akan
berakhir.

Selasa, 26 Juni 2012

Musik Era Renaissance

Musik Era Renaissance

Musik era renaissance adalah musik diantara tahun 1400 sampai tahun 1600. Musik pada era
ini disebut-sebut sebagai era yang sangat lemah dalam sejarah musik. Di era renaissance,
vocal range dalam musik meningkat tajam. Hal ini menyebabkan kontras yang cukup besar
dalam dunia musik. Karakteristik musik era renaissance adalah modal, yang juga merupakan
lawan dari tonal. Namun, pada akhir era Renaissance, modal mulai tidak digunakan karena
penggunaan root motions ke 5. Pada akhir era renaissance, modal pun berkembang menjadi
tonal.

Genre musik pada era ini sangatlah bervariasi. Genre yang sangat terkenal adalah mass,
motet, madrigal spirituale, dan juga laude. Musik sekuler juga memainkan lagu dari satu
ataupun banyak suara seperti frottola, chanson, dan madrigal. Genre musik vocal sekuler
adalah madrigal, frottola, caccia, chanson, rondeau, virelai, begerette, ballade, musque
mesuree, canzonetta, villancico, villanelle, villotta, dan juga lute song. Selain itu, masih ada juga
genre-genre seperti toccata, prelude, ricercar, canzone, intabulation, basse dance, pavane,
galliard, allemande, dan courante yang membuat musik era renaissance menjadi lebih semarak
dan meriah. Pada akhir era renaissance, juga terdapat banyak lagu opera seperti monody,
madrigal comedy, dan juga intermedio.

Instrumen musik yang digunakan pada era ini sangatlah bervariasi dan beberapa masih dipakai
hingga saat ini. Secara garis besar, instrument musik pada era renaissance dapat dibagi
menjadi brass, strings, perkusi, dan woodwind. Instrumen brass yang terkenal adalah slide
trumpet, cornett, trumpet, dan sackbut. Alat musik string yang terkenal adalah viol, lyre, irish
harp, dan hurdy gurdy. Alat musik perkusi yang terkenal adalah tamborin dan jew’s harp, yang
sangat terkenal untuk melamar kekasih mereka pada era renaissance. Lalu alat musik
woodwind atau alat musik tiup dari kayu yang terkenal adalah shawm, read pipe, hornpipe,
bagpipe, panpipe, transverse flute, dan recorder. Bahkan recorder masih diajarkan di sekolah
dasar hingga saat ini.

Era renaissance juga melahirkan composer-composer kenamaan eropa. Pada masa awal
renaissance, ada composer ternama seperti Leonel Power, John Durstable, Giles Binchois, dan
Guillaume Dufay. Nama-nama seperti Pierre de La Rue, Antoine de Fevin, Antonius Divitis, dan
Cipriano de Rore dapat anda temukan di masa pertengahan renaissance. Lalu masih ada juga
nama Johannes de Fossa, William Byrd, Tomas Luis de Victoria, Philippe Rogier, dan Carlo
Gesualdo yang Berjaya di akhir era renaissance. Masih banyak lagi composer-composer
kenamaan yang membuat era renaissance yang meskipun dikenal kurang produktif, namun
berhasil membuat era tersebut menjadi awal dari musik modern yang sangat terkenal.
Musik-musik era renaissance meskipun sangat kurang dalam hal kuantitasnya, namun sangat
bagus dalam hal kualitasnya.

Musik Abad Pertengahan

Musik Abad Pertengahan

Musik abad pertengahan dimulai dari jatuhnya kerajaan Romawi dan berakhir di sekitar
pertengahan abad ke 15. Akhir dari musik diperkirakan sekitar tahun 1400, bersamaan dengan
dimulainya musik era renaissance. Namun, pada era pertengahan, mahalnya harga kertas kulit
dan juga banyaknya waktu yang diperlukan untuk menulis hal tersebut, pembuatan manuskrip
musik menjadi sangat mahal. Karena mahalnya biaya yang diperlukan, hanya beberapa pihak
tertentu saja yang bisa menulis manuskrip, apalagi hanya untuk sebuah musik. Hanya gereja
dan institusi gereja seperti monastery. Musik-musik sekuler dan musik pengorbanan juga
diciptakan oleh gereja. Notasi pada awal era pertengahan tidak mempunyai rhythm yang
khusus. Musik yang ada di era tersebut adalah musik-musik yang monophonic dan
homorhythmic.

Instrumen-instrumen musik pada era pertengahan masih ada beberapa yang eksis hingga
sekarang, meskipun telah berubah bentuk. Contohnya, kalau flute pada era modern terbuat dari
perak atau logam yang lain, maka pada era pertengahan terbuat dari kayu. Flute pada saat itu
bisa ditiup dari samping maupun dari ujung. Lalu juga ada instrumen recorder yang masih
mempertahankan bentuknya hingga sekarang. Pada era pertengahan, recorder bernama
gemshorn. Alat musik gemshorn ini berbentuk recorder dimana banyak lubang untuk jari tangan
kita didepannya, meskipun sebenarnya gemshorn masih termasuk keluarga ocarina. Selain itu,
masih ada alat musik yang merupakan cikal bakal dari flute modern. Alat musik itu adalah pan
flute. Pada era pertengahan, pan flute sangat popular dan berasal dari Hellenic. Alat musik ini
diciptakan dari kayu dan diproduksi dalam ukuran berbeda untuk menciptakan nada-nada yang
berbeda pula.

Musik sangatlah berkembang pada era pertengahan ini. Banyak sekolah-sekolah khusus musik
mulai dibangun. Contohnya adalah sekolah polyphony, Notre Dame School yang sangat
terkenal dari tahun 1150 hingga 1250. Sekolah Notre Dame ini sangat terkenal akan
keberhasilannya dalam arsitektur gothic dimana pusat dari kegiatannya adalah gereja Notre
Dame. Musik pada era ini juga disebut sebagai Parisian school atau Parisian organum. Hal
tersebut adalah cikal bakal dari ars antiqua yang sangat terkenal. Era ini terkenal dengan notasi
ritmik pertama yang muncul di dunia musik barat. Notasi ritmik juga bisa disebut dengan mode
ritmik. Manuskrip musik yang masih ada dari era ini adalah Codex Montpellier, Codex Bamberg,
dan El Codex musikal de Las Huelgas.
Pada sejarah musik era pertengahan juga tercatat banyak musisi dan composer yang sangat
terkenal. Para composer tersebut adalah Leonin, Perotin, Adam de St. Victor, W. de Wycombe,
dan juga Petrus de Cruce yang nama aslinya adalah Pierre de la Croix. Petrus diakui karena
berinovasi dengan menulis lebih dari 3 semibreves untuk menyamai panjang dari breve.

Musik Era Yunani

Musik Era Yunani

Sejarah musik dipercaya dimulai dari masa lalu dan dipelopori oleh musik Asia, musik Persia,
musik india, musik yahudi, musik romawi, musik Mesopotamia, musik mesir, musik islam, dan
juga musik yunani. Namun, dari semua musik tersebut, musik era yunani adalah musik yang
terbaik dan yang paling terkenal diantara yang lain. Literasi musik dari Yunani sangatlah
mempengaruhi perkembangan musik di seluruh dunia. Di masa setelah Yunani kuno, teori
musik dari Yunani mempelopori adanya musik keagamaan di dunia barat dan juga musik-musik
klasik.

Seperti sejarah Yunani yang penuh dengan kejayaan dibidang penemuan dan juga peradaban
rakyatnya, musik juga berkembang dengan baik. Di Yunani pada masa lampau, musik
digunakan untuk hiburan, perayaan rakyat, dan juga kegiatan kegamaan. Musik sangatlah
penting untuk peradaban masyarakat Yunani. Bahkan, pada masa Yunani kuno, musik adalah
sebuah mata pelajaran wajib dimana para pria Yunani kuno sudah diajarkan tentang musik
sejak usia 6 tahun.

Di musik era Yunani kuno, alat musik yang dimainkan oleh masyarakat Yunani sangatlah
menarik untuk ukuran jaman tersebut. Salah satu alat musik yang sangat terkenal adalah aulos
yang terbuat dari dua buah alang-alang. Lalu juga ada alat musik petik yang dinamakan lyre.
Namun juga ada jenis khusus dan special dari lyre yang dinamakan kithara. Alat-alat musik dari
era Yunani kuno, kedepannya menjadi cikal bakal dari alat musik modern. Salah satu
contohnya, Lyre kedepannya menjadi cikal bakal dari kecapi.

Contoh nyata dari musik era Yunani adalah musik rakyat yang terbagi menjadi lagu acritik dan
lagu klephtic. Musik akritic berasal dari Akrites, seorang penjaga perbatasan dari kerajaan
byzantine. Sedangkan perkembangan dari musik klephtic dimulai setelah berakhirnya era
kerajaan byzantine. Musik klephtic berkembang sesaat sebelum revolusi Yunani. Musik ini
dikembangkan oleh Kleftes, pasukan yang bertarung melawan kerajaan ottoman. Pada
dasarnya, musik klephtic bersifat monophonic dan tidak menggunakan harmoni sama sekali.
Masih banyak lagi musik dari era Yunani yang sangat terkenal. Sebut saja palea dhimotika
yang dimainkan dengan kleftiko. Lalu ada nisiotika yang merupakan lagu rakyat dari Pulau
Aegean. Salah satu lagu terkenal dari Nisiotika adalah ikariotiko traghoudhi atau lebih terkenal
dengan nama lagu dari Ikaria. Lalu juga ada musik dari Pulau Kreta yang masih termasuk
wilayah Yunani. Banyak sekali pemain lyra berbakat dari Kreta. Sebut saja Nokos Xylouris,
Antoniss Xylouris, Thanassis Skordalos, dan Kostas Moundakis. Salah satu lagu terkenal dari
Kreta adalah tabachaniotika yang merupakan cikal bakal dari rebetiko, musik dari café-aman
yang merupakan musik gabungan dari Yunani dan musik timur. Hal ini berkat beberapa warga
Kreta yang berasal dari kawasan Asia.

Sumber: by Pena Media Creativindo exclusive for WarungMusik.net

Sejarah Avenged Sevenfold


SEJARAH AVENGED SEVENFOLD





Avenged Sevenfold (juga dikenal sebagai A7X), adalah band beraliran metal core yang berasal dari Huntington Beach, California.
Mereka berasal dari tempat yang sama dimana kesemuanya kecuali Synyster Gates berasal dari sekolah yang sama, yaitu Huntington Beach High School. Mereka terbentuk di awal tahun 1999 dimana personil awalnya hanya beranggotakan empat orang saja yaitu M.Shadows, Zacky Vengeance, The Rev dan Justin Sane (Bass).

Nama Avenged Sevenfold diambil dari salah satu kisah di dalam bibel. Walaupun mengambil nama dari bibel, M.Shadows mengakui bahwa bandnya tidak terlalu religius ataupun bertujuan untuk menyebarkan suatu kepercayaan religi atau poltik kepada penggemarnya.

Dalam perjalanannya, Avenged Sevenfold sempat berganti aliran dari metal-core menjadi lebih ke arah alternative metal. Rumor yang beredar mengatakan hal ini dikarenakan sang vokalis, M.Shadows harus menjalani operasi akibat pita suaranya yang sobek akibat melakukan scream yang terlalu keras pada sebuah konser. Namun dalam setiap kesempatan wawancara, Avenged Sevenfold sering menyangkal kebenaran rumor ini. Perubahan aliran yang mereka lakukan lebih dikarenakan mereka amat menyenangi melakukan eksperimental dalam bermusik dan ingin melakukan evolusi dalam gaya dan aliran bermusik mereka.

Avenged Sevenfold memiliki lambang yang merekan namakan “Deathbat”. Lambang ini dirancang oleh teman semasa SMA mereka, Micah Montague. Lambang ini selalu muncul di setiap konser mereka dan hampir selalu ada di setiap album mereka.

Album pertama mereka, Sounding the Seventh Trumpet direkam ketika mereka masih berumur 18 tahun. Album ini dirilis dengan label Good Life Recordings, tetapi setelah gitaris Synyster Gates masuk Avenged Sevenfold, album ini dirilis ulang dengan label Hopeless Records. Lagu “To End The Rapture” juga direkam ulang, kali ini ditambahkan dengan permainan gitar Synyster Gates. Dan akhirnya dirilis pada bulan juli 2001. Walaupun yang bermain bass dalam rekaman pembentukan album adalah Justin Sane, namun pemain bass yang tertera dalam CD skin adalah Daemon Ash. Hal ini dikarenakan sesaat sebelum proses mixing album tersebut, Justin Sane dikeluarkan dari band dan digantikan Johnny Christ. Sampai saat ini belum diketahui penyebab terusirnya Justin Sane dari band tersebut.

Pada tahun 2003, mereka pun merilis full-length album kedua mereka yang bertajuk Waking The Fallen. Album ini terjual sebanyak 175.000 copy di Amerika Serikat dan mencapai peringkat 12 di dalam Independent Album Chart di Amerika Serikat.

Album ketiga mereka, City of Evil, rilis di tahun 2005. Album tersebut merupakan salah satu album tersukses dari Avenged Sevenfold. Bahkan album tersebat sempat menduduki posisi 30 dalam US Billboard Chart dan terjual sebanyak 730.000 copy di Amerika Serikat saja. Saat itu Amerika Serikat tengah jenuh dengan musik hip-hop dan pop yang merajalela, lalu Avenged Sevenfold merilis album mereka City of Evil tepatnya pada tanggal 8 Juni, 2005. Hits single Bat Country merupakan lagu metal/rock pertama yang merajai MTV TRL. Mereka mempopulerkan kembali solo gitar dengan duet gitaris Synyster Gates dan Zacky Vengeance yang benar-benar memanaskan area moshpit. Album tersebut mendapat sertifikat gold dan memenangkan predikat Best New Artist in a Video di MTV VMA 2006 untuk lagu Bat Country.

Pada tahun 2007, mereka pun kembali menelurkan album baru yang bertajuk Avenged Sevenfold. Dalam debutnya di Amerika Serikat, album ini menempati posisi ke empat dalam Billboard 200. Album ini terjual sebanyak 94.000 copy di Amerika Serikut dalam kurun waktu satu minggu setelah perilisannya. Awal Agustus 2007, mereka menjalani tur Asia Pasifik mereka, dan sempat mampir di Indonesia dan memainkan lagu mereka pertama kali di depan publik. Lagu yang berjudul Almost Easy tersebut mendapat sambutan hangat dari penggemar di seluruh dunia. Ketika itu band punk Jogjakarta Endang Soekamti didaulat menjadi band pembuka.

Tahun 2008, mereka berpartisipasi sebagai headliners di tour Taste of Chaos bersama dengan Bullet for My Valentine, Atreyu, Blessthefall dan Idiot Pilot. Ketika tour, mereka merekam sebuah DVD yang mengandung 6 lagu baru mereka.

Dan di tahun 2008, mereka merilis sebuah album yang berisi rekaman live concert mereka di Long Beach, California yang bertajuk Live in the LBC & Diamonds in the Rough.

Anggota saat ini
M. Shadows – vokal
Synyster Gates – gitar melodi, piano, vokal
Zacky Vengeance – gitar ritmik, vokal
Johnny Christ – bass, vokal
The Rev – drum, perkusi, vokal, piano

Ciri khas
Ciri khas yang dapat andda nikmati dalam setiap musik mereka adalah nyanyian yang melodik dan screaming, hardcore riffs dan storming drum-beats. Dalam hal bermusik, Avenged Sevenfold banyak dipengaruhi oleh band-band seperti Pantera, NOFX, Misfits, Guns N’ Roses, Metallica, Dream Theater dan Iron Maiden.
Mereka cenderung memainkan nuansa agresif pada vokal, gitar, dan drum (bass tetap statis). Dengan sentuhan yang dinamis, mau keras atau lambat, mereka tetap menggunakan harmonisasi yang luar biasa dan komposisi yang teratur. Sebut saja lagu-lagu yang sedikit melow, seperti Seize The Day dan Dear God, gitarnya tetap di drop Dm seperti halnya metal-metal kebanyakan. Kemudian, ciri khasnya selain komposisi dan drop, Syn memasukkan nuansa sweep picking (arpeggio) di hampir semua lagunya. Keindahan sweep picking yang dipadukan dengan kromatik, slide, dan teknik-teknik lainnya bisa kita dengar di lagu The Wicked End. Kemudian selain itu, tidak lupa juga sentuhan akustik yang membawa suasana seperti di Hawaii, bisa kita dengar di lagu Sidewinder. Tapi, satu lagi ciri khas yang tidak pernah lepas dari mereka, menduetkan gitar Syn dan Zacky, memakai double bass dengan tempo yang beberapa kali lipat beat-nya dari biasanya.

Mantan Anggota
Justin Sane – Bass
Dameon Ash – Bass
Matt Wendt – Bass

Tips Unik yang Wajib Anda Ketahui


  Tips Unik yg wajib anda ketahui


ketika saya sedang asyik blog walking, saya menemukan artikel berupa tips yang sangat menarik. Saya membaca tips itu dan sebagian dari tips itu sudah saya dengar namun untuk sebagian yang lain saya baru tahu. karena mungkin berguna untuk anda, maka saya postkan tips tersebut.

***** Emergency info *****

1. Nomor darurat.
Nomor darurat untuk telepon genggam adalah 112. Jika Anda sedang di daerah yang sulit menerima sinyal HP dan perlu memanggil pertolongan, silahkan tekan 112, maka HP akan mencari network yang ada untuk menyambungkan nomor darurat bagi Anda. Yang menarik, nomor 112 dapat ditekan biarpun keypad di-lock. Cobalah..


2. Baterai cadangan tersembunyi
Kalau baterai HP Nokia Anda hampir habis, padahal Anda sedang menunggu telpon penting, silahkan tekan *3370#, maka telpon Anda otomatis restart dan baterai akan bertambah 50%. Baterai cadangan ini akan terisi waktu Anda mencharge HP Anda...

3. Kunci remote mobil Anda ketinggalan di dalam mobil?
Kalau kunci Anda ketinggalan di dalam mobil dan remote cadangannya di rumah, maka telponlah orang rumah dengan HP, lalu dekatkan HP Anda ke mobil kurang lebih 30cm, dan minta orang rumah untuk mendekatkan remotenya ke telepon yang dipakainya lalu menekan tombol pembuka pada remote cadangan tersebut. Voila... mobil Anda pun akan terbuka!

4. Cek keabsahan mobil/motor (Jakarta area only)
Contoh: Ketik metro b86301o (nomer polisi kendaraan), kirim ke 1717, nanti akan ada balasan dari kepolisian mengenai data” kendaraan tersebut. Tips ini juga berguna untuk mengetahui data” mobil bekas yang hendak Anda beli/incar...

5. Dirampok di ATM
Jika jiwa Anda terancam karena sedang ditodong penjahat dan Anda diminta untuk mengeluarkan uang dari ATM, maka Anda bisa minta pertolongan diam” dengan memberikan nomor pin secara terbalik. Misal nomer asli pin Anda 1234, bila diinput 4321 di ATM maka mesin tetap akan mengeluarkan uang tapi juga tanda bahaya ke kantor polisi tanpa diketahui penjahat tsb. Fasilitas ini tersedia di seluruh ATM tapi hanya sedikit orang yang tahu. Tolong sebarkan info ini kepada yang lain...
sumber
http://www.eocommunity.com/?tid=1645

MENGENAL LEBIH DEKAT TENTANG MUSIK BAROK


Oleh: Tono Rachmad P.H.
(Diambil dari tulisan penulis pada majalah musik Staccato no.103/Th. IX/ April 2011, yang direvisi kembali pada tulisan ini)   

Pengantar:
   Artikel ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan masukan dari pembaca masih diperlukan untuk perbaikan selanjutnya. Mudah-mudahan bermanfaat dalam memperkaya wawasan apresiasi musik. Terima kasih…

  1. Musik Dalam Kehidupan Masyarakat Periode Barok
Sebelum tahun 1800, musik seni Di Eropa umumnya dibuat karena pesanan dari kalangan istana para bangsawan maupun dari lingkungan gereja (terutama untuk keperluan peribadatan). Selain itu, Gedung-gedung tempat pertunjukkan opera maupun lembaga-lembaga pemerintah setempat juga membutuhkan musik. Para penikmat musik masa itu, senantiasa menantikan karya-karya musik yang baru. Mereka kurang menyukai musik yang sudah lama atau sudah ada sebelumnya (mereka menyebutnya sebagai old fashion style).

Kalangan penguasa pada masa itu, berasal dari lapisan bangsawan. Kalangan ini tidak hanya memiliki kekuasaan secara politis saja, tetapi juga  memiliki kekayaan materi serta kekuatan militer. Sebagai gambaran misalnya, kita dapat membaca dalam beberapa buku sejarah Eropa tentang keadaan di Jerman yang saat itu terbagi atas 300 wilayah pemerintahan. Para penguasa di masing-masing wilayah ini hidup dalam kemewahan.  Mereka memiliki tempat tinggal yang mewah dengan sajian musik yang istimewa. Sajian musik bagi mereka semata-mata untuk hiburan pengisi waktu luang atau sekedar hiburan guna menghilangkan kejenuhan.
Pada masa itu, sajian Musik menempati posisi tersendiri dalam kehidupan kaum bangsawan/penguasa. Di istana mereka, setidaknya terdapat satu grup orkes, satu grup paduan suara untuk kegiatan religious dan group penyanyi untuk opera. Semakin kaya bangsawan tersebut, maka semakin besar pula jumlah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan music di istananya. Group orkes, paduan suara, ataupun group opera itu umumnya dikoordinir oleh seorang yang dianggap ahli dibidang musik. Sebagai gambaran, J.S. Bach memimpin delapan belas orang pemain orkes pada tahun 1717 dalam sebuah istana kecil di Jerman. Sementara bangsawan lain bahkan bisa memiliki pegawai music lebih dari delapan puluh orang. Di setiap istana tersebut,  para bangsawan ini memiliki direktur music yang bertugas mengarahkan para pemain musik, mencipta, dan menyiapkan karya musik. Karya-karya tersebut dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti keperluan ibadah, jamuan makan, opera maupun konserl di istana. Pekerjaan ini masih ditambah lagi dengan tanggung jawab dalam menciptakan kedisiplinan para musisi, pemeliharaan peralatan musik, dan pemeliharaan perpustakaan musik.
Pekerjaan sebagai direktur music didalam istana bangsawan tersebut, di satu sisi  merupakan pekerjaan yang menguntungkan, karena memperoleh gaji yang cukup tinggi. Disisi lain juga, setiap karya yang diciptakannya akan dimainkan. Namun demikian, mereka tetap merupakan orang-orang yang tugasnya melayani kalangan atas/aristokrat yakni para bangsawan dimana mereka bekerja.
Di lingkungan Gereja juga diperlukan sajian-sajian music. Masyarakat umum memperoleh layanan music melalui gereja-gereja, karena masa itu jarang terdapat gedung-gedung pertunjukan musik untuk masyarakat umum. Mereka juga jarang diundang untuk menikmati musik di istana para bangsawan. Di Gereja juga memiliki direktur music yang bertugas membuat karya-karya musik, dan bertanggung jawab terhadap paduan suara anak laki-laki (choir boys) gereja.
Para musisi gereja memperoleh penghasilan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang bekerja di istana para bangsawan. Untuk bertahan hidup, mereka juga mencari kayu bakar dan biji-bijian serta memperoleh penghasilan tambahan bila ada acara pernikahan atau pemakaman yang membutuhkan pelayanan dari gereja tempat mereka bekerja.
Di sejumlah kota besar, kebutuhan akan musik lebih beragam. Para musisi tidak hanya bekerja untuk gereja, prosesi pemakaman, atau acara pernikahan, tetapi juga dalam acara wisuda, pertunjukkan untuk menyambut tamu agung, atau sekedar memberi hiburan musik. Mereka dapat bermain musik dengan para mahasiswa atau pemain musik amatir lainnya di kedai-kedai kopi atau rumah-rumah tinggal.
Bagaimana seseorang bisa menjadi musisi pada era Barok? Sebagian komposer-komposer ini awalnya merupakan anak dari keluarga musisi pula, seperti J.S. Bach, Antonio Vivaldi, Henry Purcell, atau  Rameau. Mereka belajar dari orangtua atau kerabat keluarga mereka. Di kota, anak laki-laki lebih banyak memiliki kesempatan untuk magang dari para musisi, dibanding anak perempuan.  Sebagai timbal baliknya, mereka membantu untuk menyalin partitur karya yang dimiliki oleh para musisi tersebut. Di Italia kemunculan para musisi berbakat ini juga karena jasa para musisi sebelumnya. Para musisi itu banyak yang mengajar paduan suara untuk anak-anak yatim dan orang-orang miskin di panti-panti penampungan. Sebagian dari mereka kemudian ada yang berhasil dididik menjadi pemain musik atau penyanyi opera.
Untuk menjadi musisi, seseorang harus melampaui tes yang sulit. Mereka pada awalnya  diminta untuk membuat komposisi musik serta  menyajikannya dihadapan publik. Mereka dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan musik yang diinginkan publik berdasarkan kualitas yang tinggi. Komposer merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Barok, yang bekerja untuk Istana, gereja, kebutuhan kota, dan pertunjukan opera yang komersial.

  1. Karakter Musisi Barok Umumnya
     Para musisi Barok tidak hanya memiliki kebiasaan membuat karya berdasarkan pengamatan akan fenomena alam saja, tetapi mereka juga memiliki kreativitas berpikir, menggunakan perasaannya, serta bersikap matematis. Hal ini menyebabkan karya-karya komposer Barok terkesan melawan kodrat alam. Karya empat musim (Four Seasons) dari Antonio Vivaldi misalnya, merupakan contoh untuk hal ini. Karya ini lebih terkesan kaku, dibuat-buat, atau dilebih-lebihkan.
 Komposer Barok lebih menganggap dirinya tidak hanya sebagai musikus, tetapi juga merasa sebagai puitikus. Mereka menganggap bahwa manusia memiliki cara untuk mengatur ciptaan Tuhan. Disatu sisi, mereka memiliki pandangan bahwa manusia adalah bagian dari satu kesatuan alam semesta. Dilain sisi menyadari pula bahwa manusia memiliki eksistensi individualnya. Hal ini tampak pada karya-karya musiknya. Oleh karena itu, karya musik pada masa Barok berkesan sebagai ciptaan manusia yang lebih independen tetapi tidak terkesan adanya perasaan yang dialaminya.
   Oleh karena musik Barok yang umumnya lahir dari istana bangsawan, maka komposisinya juga terkesan lebih berkarakter feodalisme dan absolutism. Karya-karya para komposer ini umumnya diciptakan berdasarkan pesanan para bangsawan, sehingga mereka menciptakan karya-karya tersebut berdasarkan selera bangsawan tersebut. Namun demikian, ada beberapa komposer Inggris dan Perancis yang menciptakan komposisi karena keinginannya sendiri.

  1. Selintas Tentang Asal Mula Gaya Barok
      Awal mula gaya Barok ini diambil dari gaya arsitektural gereja di Italia, sekitar tahun 1658. Gaya arsitektural ini pertama kali diperkenalkan oleh Algreco dan Tintoreto. Dinding-dinding gereja banyak dihiasi lukisan-lukisan yang bertema surgawi, sementara lukisan di dinding istana-istana para bangsawan  lebih banyak bertema alam. Gaya Barok ini kemudian berkembang pertama kali di Venesia (Italia Utara) terutama untuk musik opera. Gaya Barok berakhir pada pertengahan abad 18  (sekitar tahun 1750), seiring dengan perkembangan rasionalisme dan naturalism baru di Eropa.

  1. Karakteristik Umum Musik Barok
     Masyarakat pada masa Barok banyak diberikan karya-karya musik yang indah, menyenangkan,  dan mengesankan, tetapi sekaligus berkesan simbolis dan makna yang dalam. Simbol angka 3 (tiga) misalnya, memiliki makna tritunggal. Demikian pula angka 4 (empat) misalnya, memiliki makna tentang unsur-unsur alam. Peredaran dan susunan planet-planet dalam system tata surya juga disimboliskan dalam perbandingan 4:5 untuk interval 3 (terts) mayor, 1:2 untuk interval 8 (oktaf) murni, ataupun 2:3 untuk interval 5 (kuin) murni. Tidak hanya symbol matematis saja yang digunakan dalam pengetahuan musik, tetapi juga lainnya. Musisi Barok menyimbolkan bahwa pergerakaan melodi yang turun seperti gambaran tentang surga. Sementara pergerakan melodi yang turun digambarkan sebagai neraka.
Musik Barok umumnya memiliki ulangan-ulangan yang sama serta variasi didalam detail-detailnya. Memiliki pergerakan secara siklus, hidup,  dan dinamis. Namun pada bagian lain bergerak tenang dan mengalir. Berbeda dengan gaya klasik, gaya Barok relatif  tidak memiliki titik tujuan.
     Berikut ini, beberapa yang dapat dijadikan acuan manakala kita ingin mengapresiasi musik Barok:
1). Perasaan yang menyatu  
Kebanyakan karya-karya Barok khususnya instrumental, memiliki satu kesan mood atau perasaan yang menyatu. Misalnya suatu karya musik diawali dengan rasa bahagia, maka musik tersebut juga terus berlangsung untuk membangun rasa bahagia dari awal hingga akhir. Untuk itu, komposer menggunakan irama dan pola melodi tertentu tersebut. untuk menggambarkan suatu perasaan tertentu.    
Karakteristik ini tidak berlaku untuk kebanyakan karya vocal Barok. Syair atau teks lagu umumnya menentukan perubahan mood. Perubahan mood yang drastis dapat terjadi bila syair atau teks lagunya  menggambarkan perubahan pula. Namun demikian, kebanyakan perubahan itu terjadi setelah satu gambaran perasaan dinyanyikan dalam durasi atau jangka waktu yang panjang. Contoh karya yang dapat ditemukan pada aspek ini, dapat didengar pada karya Concerto of Brandenburg dari Johann Sebastian Bach.

2). Irama dalam gaya Barok.
Pola irama yang terdapat dalam bagian awal karya musik Barok, biasanya akan digunakan dalam ulangan-ulangannya sepanjang karya. Keberlanjutan gerak irama tersebut, memungkinkan perolehan energi dan arah untuk terus bergerak maju. Jarang ditemukan karya Barok yang aliran musiknya terganggu. Perasaan ketukan (beat) pada karya-karya Barok lebih nyata dibandingkan karya-karya pada masa renaissance. Perhatikanlah bagaimana irama tetap dipertahankan sejak awal hingga akhir pada karya Canon-nya Pachebel
3). Melody dalam gaya Barok
Melodi dalam musik Barok juga menghasilkan perasaan berkelanjutan. Suatu melodi yang diperdengarkan diawal karya akan terdengar lagi secara berulang di sepanjang karya. Melalui pengolahan melodi seperti repetisi, sekuens dan ornamentasi, sebuah frase melodi pendek akan menjadi lebih panjang dan mengalir. Melodi jaman Barok memberikan impresi ekspansi dinamika dibandingkan keseimbangan dan simetri. Contoh yang baik dalam hal ini dapat kita simak pada karya Four Seasons-nya Antonio Vivaldi
4). Dinamik bertingkat dalam gaya Barok  
Sejalan dengan pengolahan irama dan melodi, dinamika pada musik Barok juga mementingkan aspek kontinuitas atau keberlanjutan terus menerus. Volume suara dipertahankan pada level tertentu untuk waktu yang agak panjang. Bila terjadi perubahan maka perubahan volume itu memasuki level yang lebih tinggi. biasanya terjadi secara langsung tidak bertahap, seperti pindah dari satu anak tangga ke anak tangga di tingkat yang lebih tinggi di atasnya. Oleh karena itu, perubahan dinamik crescendo dan dinamik decrescendo tidak lazim pada karya-karya musik Barok. Perhatikanlah first movement Spring dari Four Seasons-nya Antonio Vivaldi.

5). Tekstur dalam gaya Barok.
Karya-karya musik di akhir jaman Barok, kebanyakan memiliki tekstur poliphoni. Tekstur ini berciri dua atau lebih jalur suara yang saling berkompetisi untuk menarik perhatian pendengar. Biasanya jalur suara sopran (atas) dan bas (bawah) adalah jalur suara yang penting. Imitasi melodi pada jalur suara satu di jalur suara yang lain merupakan fenomena yang lazim pada karya-karya musik masa itu. Walaupun demikian, tidak semua musik akhir jaman Barok bertekstur poliphoni. Ada juga karya yang menggunakan kombinasi poliphoni dan homophoni, seperti pada beberapa karya George Frederick Handel atau karya-karya vocal jaman Barok. Karya-karya Johann Sebastian Bach banyak menggunakan tekstur polifoni gaya Barok.
6). Penggunaan Akor dan Basso Continuo di dalam Musik Barok.
Akor (Chord)) menjadi sesuatu yang penting di jaman Barok. Bila pada masa sebelumnya (Renaissance) keberlanjutan nada yang membentuk keindahan satu alur melodi secara horisontal lebih dipentingkan, pada jaman Barok perhatian dalam membuat melodi sudah didasari oleh keberadaan suara bas sebagai dasar dalam penyusunan melodi. Seringkali komposer menciptakan melodi yang sesuai dengan akor yang diinginkan.
Perhatian terhadap akor juga berimplikasi pada munculnya karakteristik lain yakni basso continuo. Contoh yang mudah dalam hal ini dapat kita amati pada karya Adagio dari T. Albinoni. Basso continuo atau figured bass merupakan iringan (accompaniment) yang ditulis dalam bentuk suara bas dan symbol angka yang menggambarkan nada-nada bagian suatu akor yang boleh dimainkan dalam bentuk improvisasi. Biasanya dimainkan paling tidak oleh dua instrument yakni organ atau harpsikor dan instrument yang bersuara rendah seperti celo atau basun. Dengan tangan kirinya para pemain organ memainkan suara bass demikian pula dengan pemain celo atau basun, sementara tangan kanan memainkan improvisasi akor. Dengan basso continuo ini para pemain musik tidak direpotkan dengan tulisan yang kompleks karena mereka cukup membaca symbol angka saja.
7). Syair dan musik gaya Barok.
Sebagaimana halnya komposer jaman renaissance, komposer jaman Barok juga menggunakan musik untuk menggambarkan kata-kata. Misalnya surga digambarkan dengan nada tinggi, sementara neraka dengan nada-nada yang rendah. Komposer Barok seringkali menggunakan not yang banyak dan padat untuk satu suku kata, untuk mendorong penyanyi menunjukkan virtuositas atau kehebatannya dalam teknik menyanyi. Kata-kata atau kalimat tertentu dapat diulangi beberapa kali sepanjang musiknya. Karya-karya opera Barok, dapat dijadikan contoh yang baik untuk hal ini.
8). Orkestra Barok
Pada periode Barok, orkhestra masih didominasi oleh string instrumen. Dalam standar modern, orkestra Barok terdiri dari sepuluh sampai tiga puluh atau empat puluh pemain. Inti orchestra yakni basso continuo (harpsikor dengan celo, double bass atau basun) dan upper strings ( biola satu, biola 2 dan biola alto). Penggunaan instrumen tiup kayu (woodwind), tiup logam (brass), dan perkusi, bervariasi tergantung karya dan keinginan komposernya.
9). Fuga
Fuga adalah satu komposisi poliphoni yang didasari oleh satu tema utama disebut subject. Fuga bisa dibuat untuk karya instrumen maupun karya vokal. Tekstur fuga biasanya terdiri dari tiga, empat atau lima jalur suara. Subject bisa diimitasi oleh berbagai jalur suara. Walaupun keberadaan subject di sepanjang fuga menyiratkan keberlanjutan, tetapi variasi ritmik, melodi dan perpindahan tangga nada memberikan kesan makna yang berbeda di sepanjang karya. Karya-karya J.S. Bach banyak sekali menggunakan bentuk fuga ini, dan karena itu orang sering menjuluki J.S. Bach sebagai Bapak Fuga.
Pada banyak fuga, subject pada satu jalur suara biasanya diringi oleh jalur melodi lain yang memiliki ide melodi berbeda disebut counter melodi atau kontrapung. Counter melody selalu hadir bersama-sama subject baik dalam jalur suara di bawahnya maupun di atasnya. Sesudah pembukaan saat setiap suara mendapatkan giliran menyajikan subject, komposer bebas untuk memutuskan berapa banyak subject diulangi, pada jalur suara mana, dan dalam tonalitas apa saja.
Ciri-ciri musik Barok diatas, saat ini masih banyak digunakan terutama pada gaya jazz. Penggunaan basso continuo di dalam jazz dikenal sebagai walking bass. Demikian pula dalam bentuk fuga, didalam jazz sering digunakan. Teori harmoni yang dikemukakan oleh J.S. Bach dimasa Barok, bahkan hingga sekarang masih digunakan dibidang aransemen atau penciptaan karya musik.
     Sementara karya-karya Barok, disinyalir banyak digunakan sebagai musik untuk terapi terutama dalam meningkatkan konsentrasi belajar atau bekerja yang menggunakan aktivitas berpikir. Referensi tentang hal ini, banyak kita temukan dibeberapa literatur. Apakah kita mempercayainya dan telah mencobanya? Boleh dibuktikan…Salam.

Sumber Pustaka:
  1. Sejarah Musik (Jilid 1-4), penulis: Karl-Edmund Pryer dan Dieter Mack, Penerbit: Pusat Musik Liturgi Yogyakarta, tahun 1995
  2.  Music An Appreciation, Penulis: Roger Kamien, Penerbit: MC Graw-Hill Book Company New York, tahun 1988
Music Second Edition, Penulis : Daniel T Politoske, Penerbit :PrenticeHall, London Tahun 1979